Gunung Bromo, dengan siluet megahnya yang menjulang di atas hamparan lautan pasir, menjadi saksi bisu atas tradisi kuno yang masih dilestarikan oleh masyarakat suku Tengger hingga hari ini. Setiap tahun, pada bulan kesepuluh dalam kalender Jawa, warga suku Tengger berkumpul di kaki Gunung Bromo untuk melaksanakan ritual suci yang disebut Yadnya Kasada.Ritual Kasada merupakan puncak perayaan tahunan bagi suku Tengger, sebuah tradisi yang telah diwariskan selama berabad-abad. Ritual ini menjadi momen penting bagi mereka untuk menyampaikan rasa syukur dan permohonan kepada Sang Pencipta, serta menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan kekuatan supranatural.
Menyatu dengan Alam di Kawah Bromo
Saat mentari pagi mulai menyingsing, ribuan warga suku Tengger mulai berdatangan ke kawah Gunung Bromo. Mereka membawa berbagai sesaji, mulai dari bunga, buah-buahan, hewan kurban, hingga barang-barang berharga lainnya. Suasana di sekitar kawah pun semakin ramai dan khidmat.Para pemuka adat dan tetua suku Tengger memimpin prosesi ritual dengan khidmat. Mereka memanjatkan doa-doa dan mantra-mantra kuno, memohon kepada Sang Pencipta agar memberikan berkah dan melindungi masyarakat Tengger dari segala malapetaka.Satu per satu, warga suku Tengger mulai melemparkan sesaji mereka ke dalam kawah Gunung Bromo yang menganga lebar. Suara dentuman batu dan gemuruh kawah seolah menjadi simfoni alam yang mengiringi ritual sakral ini. Asap tipis mengepul dari kawah, seakan-akan menerima persembahan yang diberikan.Bagi masyarakat Tengger, Gunung Bromo dianggap sebagai tempat bersemayamnya roh leluhur dan dewa-dewa. Ritual Kasada merupakan perwujudan rasa hormat dan bakti mereka kepada alam semesta, khususnya Gunung Bromo yang dianggap suci. Melalui persembahan ini, mereka berharap dapat menjaga keseimbangan antara manusia dan alam, serta mendapatkan berkah dan perlindungan dari yang Mahakuasa.
Makna Filosofis di Balik Ritual Kasada
Ritual Kasada tidak hanya sekadar upacara adat, melainkan juga mengandung makna filosofis yang mendalam bagi masyarakat suku Tengger. Ritual ini merepresentasikan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.Bagi warga suku Tengger, Gunung Bromo dianggap sebagai manifestasi Sang Pencipta di dunia nyata. Kawah yang menganga lebar di puncaknya diyakini sebagai pintu gerbang menuju dunia roh dan alam adikodrati. Melalui ritual Kasada, mereka mempersembahkan kurban sebagai ungkapan rasa syukur dan permohonan perlindungan.Selain itu, ritual Kasada juga mencerminkan filosofi hidup masyarakat Tengger yang selaras dengan alam. Mereka percaya bahwa manusia harus menjaga keseimbangan antara diri, alam, dan kekuatan supranatural. Persembahan yang dilakukan di kawah Bromo merupakan simbol dari upaya mereka untuk menjaga keharmonisan tersebut.Ritual Kasada juga erat kaitannya dengan kepercayaan animisme dan dinamisme yang dianut oleh suku Tengger. Mereka meyakini bahwa segala sesuatu di alam semesta, termasuk gunung, hewan, tumbuhan, bahkan benda-benda mati, memiliki kekuatan spiritual yang harus dihormati. Ritual Kasada menjadi sarana bagi mereka untuk menjalin komunikasi dan memohon berkah dari kekuatan-kekuatan adikodrati tersebut.
Melestarikan Warisan Budaya Suku Tengger
Ritual Kasada tidak hanya menjadi momen sakral bagi masyarakat suku Tengger, tetapi juga memiliki arti penting dalam upaya pelestarian budaya dan tradisi mereka. Di tengah arus modernisasi yang kian deras, ritual ini tetap dipertahankan sebagai bentuk pengabdian kepada leluhur dan warisan budaya.Bagi generasi muda suku Tengger, ritual Kasada menjadi ajang untuk mempelajari dan memahami nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi mereka. Mereka diajarkan untuk menghormati alam, menjaga keseimbangan, serta menjalin hubungan harmonis dengan kekuatan supranatural. Proses transmisi pengetahuan dan tradisi ini menjadi kunci untuk melestarikan warisan budaya suku Tengger di masa mendatang.Selain itu, ritual Kasada juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menyaksikan keunikan budaya suku Tengger. Kehadiran para pengunjung tidak hanya memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat lokal, tetapi juga membantu memperkenalkan dan mempromosikan tradisi ini ke ranah yang lebih luas.Melalui ritual Kasada, masyarakat suku Tengger tidak hanya menjaga keseimbangan alam dan spiritualitas, tetapi juga melestarikan warisan budaya yang telah diwariskan selama berabad-abad. Ritual ini menjadi simbol identitas dan kebanggan bagi mereka, sekaligus menjadi jembatan untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia.